Penulis : Ustadz Abu Hamzah Yusuf
Kategori : Aqidah
Mendidik Diri dengan Wasiat Nabi
Tidak diragukan lagi, masing-masing kita
mendambakan terciptanya suasana kebahagiaan, kebersamaan, dan ketentraman baik
dalam urusan dunia maupun agama bahkan negara. Banyak usaha yang dilakukan
tetapi nyatanya tidak menghasilkan apa yang diharapkan, sementara kita meyakini
bahwa tidak ada satu kesulitan pun kecuali pasti ada jalan keluarnya. Allah
berfirman, "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS
Asy Syarhu / Alam Nasyrah: 6).
Allah juga berfirman,
"Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya." (QS Ath Thalaq: 4). Nabi Shalallahu
‘alaihi wassalam juga bersabda dalam hadits Ibnu Abbas, "Ketahuilah,
bahwasanya kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan dan
sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
Sudah saatnya untuk kita
bercermin kepada segala upaya yang dikerahkan dalam membina kehidupan di
keluarga, lingkungan, masyarakat, dan lebih luasnya lagi negara. Sudahkah kita
jujur kepada Allah dan KitabNya, kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam
dan Sunnahnya, dalam hal aqidah, akhlaq, ibadah, dan muamalah? Dimana hal ini
adalah pintu masuk ruang kebahagiaan dan kebersamaan.
Para pembaca -semoga
dirahmati Allah- Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai Nabi dan Rasul
yang terakhir, tidaklah meninggalkan umatnya kecuali telah menerangkan apa yang
dibutuhkan mereka dalam membangun kehidupan menuju kebahagiaan dunia dan
akhirat, inilah kesempurnaan dien.
Allah berfirman,
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah kucukupkan
kepadamu nikmatku dan telah kuridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al
Maaidah: 3).
Allah juga berfirman,
"Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala
sesuatu." (QS An Nahl: 89). Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Daud,
Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah, serta Ad Darimy dari sahabat Abu Najih Al
Irbadh bin Sariyah berkata, "Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam telah
memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan
mencucurkan air mata. Maka kami bertanya, 'Wahai Rasulullah! Seakan-akan
nasehat ini adalah nasehat yang terakhir maka berilah kami wasiat.' Nabi
bersabda, 'Aku wasiatkan padamu agar tetap bertaqwa kepada Allah, serta tetap
mendengar perintah dan taat, walaupun yang memerintah kamu itu seorang budak,
maka sesungguhnya orang yang masih hidup di antaramu nanti akan melihat
perselisihan yang banyak, maka wajib atasmu memegang teguh akan Sunnahku dan
perjalanan para khulafa ar rosyidin yang diberi petunjuk, peganglah olehmu
sunnah-sunnah itu dengan kuat dan jauhilah olehmu bid'ah, sesungguhnya segala
bid'ah itu sesat.'"
Sungguh Rasulullah telah
memberikan nasehat yang agung dan wasiat yang sempurna ini kepada umat Islam
dimana beliau beliau menunjukkan mereka kepada perkara-perkara yang besar,
tidak akan tegak urusan dien dan dunia kecuali dengan komitmen terhadapnya dan
mengikutinya. Tidak ada jalan keluar dari problematika kehidupan kecuali dengan
mengamalkannya dengan seksama di zaman yang dipenuhi dengan tipu daya,
dibenarkannya para pendusta dan didustakannya orang-orang yang jujur, serta
dipercayanya para pengkhianat dan dikhianatinya orang-orang terpercaya.
Sungguh sangat disesalkan tatkala terlihat mayoritas umat Islam sudah tidak bersandar lagi kepada Al Qur'an tidak pula kepada Sunnah dalam aqidahnya, di saat semaraknya orang-orang yang berhati setan dan bertubuh manusia serta memuncaknya kebid'ahan-kebid'ahan, wallahul musta'an. Adapun wasiat-wasiat yang disampaikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam itu ialah:
Sungguh sangat disesalkan tatkala terlihat mayoritas umat Islam sudah tidak bersandar lagi kepada Al Qur'an tidak pula kepada Sunnah dalam aqidahnya, di saat semaraknya orang-orang yang berhati setan dan bertubuh manusia serta memuncaknya kebid'ahan-kebid'ahan, wallahul musta'an. Adapun wasiat-wasiat yang disampaikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam itu ialah:
Pertama: tidak ada dien
kecuali dengan taqwa yaitu taat kepada Allah, melaksanakan perintah-perintahNya
dan menjauhi laranganNya. Taqwa adalah sebab dipermudahnya segala urusan dien
dan dunia serta dibukanya berkah dari langit dan bumi. Allah berfirman,
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah
kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS Al A'raaf:
96).
Kedua: tidak akan tegak
urusan-urusan umat baik dunia maupun dien kecuali dengan pemimpin yang sholeh,
adil, menuntun mereka kepada Kitab dan Sunnah Rasulullah, menerapkan di
tengah-tengah mereka syariat Allah, mengatur barisannya dan menyatukan
kalimatnya serta mengangkat bagi mereka bendera jihad untuk meninggikan kalimat
Allah. Sedangkan atas umat agar menerima dengan penuh taat baik dalam hal yang
disukai maupun dibenci, selama pemimpin itu istiqomah di atas perintah Allah
dan menjalankan hukum-hukumNya.
Demi merealisir
kemaslahatan Islam dan kaum muslimin, menjaga kesatuannya dan melindungi
darah-darahnya. Islam mewajibkan taat dalam hal yang ma'ruf (baik) atas umat
terhadap waliyul amri / pemerintah sekalipun mereka bermaksiat, selama kemaksiatannya
tidak sampai pada kekafiran.
Ketiga: Wasiat Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam mencakup sikap yang harus dilakukan umat dari
perselisihan dan terhadap orang yang menyelisihi Al Haq, beliau menunjuk agar
berpegang teguh dengan Al Haq dan kembali kepada manhaj yang benar, manhaj
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para khulafa ar rosyidin RA.
Tidaklah Sunnah dan manhaj mereka kecuali Kitabullah -yang tidak pernah
didatangi kebatilan dari arah depan maupun belakang- serta Sunnah Rasulullah
yang suci. Allah berfirman, "Orang-orang yang terdahulu lagi yang
pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan
mereka pun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga
yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS At Taubah: 100). Inilah
solusi yang benar yang dapat menghentikan perselisihan dengan cara yang diridhoi
Allah.
Keempat: Wasiat Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam juga meliputi peringatan terhadap bid'ah, sangat
sering beliau memperingatkan umatnya dari bahaya dan kerusakan yang
ditimbulkannya dengan penjelasan yang gamblang bahwa bid'ah adalah kesesatan.
Para pembaca -semoga
dirahmati Allah- demikianlah kita mesti memulai untuk menyadarkan dan mendidik
setiap diri-diri kita agar kembali kepada wasiat Allah dan RasulNya, kembali
kepada konsep hidup nabawi, bersungguh-sungguh untuk menegakkan ibadah kepada
Allah dan membuktikannya, sehingga akan terciptalah kebaikan dalam diri kita,
dalam diri istri-istri kita, dan dalam keluarga kita.
Ketahuilah bahwa:
baiknya diri adalah baiknya keluarga
baiknya keluarga adalah baiknya masyarakat
baiknya masyarakat adalah baiknya lingkungan
baiknya lingkungan adalah baiknya negara
baiknya negara adalah baiknya umat
baiknya umat adalah baiknya alam secara keseluruhan bi idznillah.
Wal ilmu indalllah.
baiknya diri adalah baiknya keluarga
baiknya keluarga adalah baiknya masyarakat
baiknya masyarakat adalah baiknya lingkungan
baiknya lingkungan adalah baiknya negara
baiknya negara adalah baiknya umat
baiknya umat adalah baiknya alam secara keseluruhan bi idznillah.
Wal ilmu indalllah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !